Selasa, 15 November 2011

Kisah SOL ISEG #2

SOL Episode 1 – Hari 1 (15 Oktober 2011)

Semua peserta dan panitia berangkat menuju TKP pukul 17.00 dan Alhamdulillah nyampe sebelum maghrib. Nyampe TKP langsung disambut udara dingin pegunungan (eh, itu pegunungan bukan ya?) dan mendirikan shalat magrib. Setelah shalat, rombongan langsung beranjak menuju TENDA yang disiapkan. Iya, tenda, itu lho yang mirip barak tentara. Awalnya saya mengira kita akan bermalam di bangunan permanen, tempat nginap saya pas terakhir kali ke sini. Tapi ternyata tidak, karena bangunan itu telah disewakan pada rombongan lain yang jumlahnya lebih banyak dan sepertinya lebih membutuhkan tempat itu.

bangunan permanen atas (ekspektasi saya), tenda di bawah (ternyata nginepnya di tenda yang sejenis ini)


Perjalanan menuju tenda tidak mudah, karena kita berjalan di tengah gelapnya malam dan harus menuruni ratusan anak tangga atau mungkin ribuan, pokoknya banyak deh. Tapi Alhamdulillah kita bisa melewatinya. Setelah nyampe tenda, akhwat (cewe –red) langsung istirahat, sebagian ada yang makan makanan yang dibawa, dan sebagian lagi ada yang ikutan makan karena ga bawa makanan. Malam itu, tidak peduli itu makanan siapa, yang penting semua yang mau makan boleh makan. [Suka-duka #1, kita (panitia) dapet complain dari peserta karena ga nyediain makanan, padahal memang dari awal sudah dibilangin kalo kita ga akan nyediain makanan dan diharapkan peserta berinisiatif untuk membawa makanan masing-masing, tapi sepertinya ada yang ga tau. Hikmah #1, kebersamaan sangat terasa malam itu karena saling berbagi makanan :) ]

Sekitar pukul 20.00, pembicara 1 Kang Chandra dateng dan memberikan materi mengenai sejarah ISEG dan kepemimpinan. Peserta menyimak materi di dalam tenda dan beberapa panitia mulai masak mie sebagai makanan malam di luar tenda. [Suka-duka #2, ga bisa ikut nyimak materi yang disampaikan secara keseluruhan, tapi bisa nyicip mie lebih awal :p ]

Risda & Mellisa -- masak mie

Materi dipaparkan secara menarik dan tak terasa jam sudah menunjuk pada angka 11. Udah jam 23.00. Sudah saatnya istirahat.
Kita mulai bersiap-siap untuk tidur, namun saya tak bisa tidur karena dingin yang teramat dingin. Udah pake jaket  dan selimut pun masih berasa dingin banget. Padahal sebelum berangkat ke sini sempet sombong dalam hati, ‘bawa jaket dan selimut cukup kali ya, toh sebelumnya cuma bawa jaket aja dan bisa tidur’. Tapi fakta bicara lain, tempat nginap (tenda) yang jauh dari ekspektasi saya (bangunan permanen) mungkin menjadi penyebabnya sehingga menyebabkan udara malam itu terasa sangat dingin.

Saya sempet berpikir, seandainya hidup ini games atau episode yang bisa di-pause atau di-quit kapanpun saya mau, saya ingin malam ini di-skip aja atau paling ga elemen dingin nya dihilangkan. Tapi sayang, meskipun hidup ini adalah permainan (seperti dalam Q.S Al-Hadiid 57:20), tetep aja permainan ini harus dimainkan sampai akhir, sampai tokoh utamanya mati meninggal, ga bisa quit di tengah permainan. [hikmah #2, ga boleh sombong dan harus sabar-berjuang untuk menang dalam permainan (hidup) ini]

Selanjutnya saya melihat kondisi temen-temen saya. Ada yang bisa tidur dengan pulas, dan ada beberapa yang ga bisa tidur juga. Lalu kami sepakat untuk melupakan dingin dan menghibur diri dengan nonton film dari netbook yang saya bawa dan memakai proyektor sehingga berasa kayak nonton di bioskop. Eh, engga juga deng, visual ok, tapi audionya kurang ok karena cuma pake speaker netbook. [Suka-duka #3, dingin dan nonton]

Lama-kelamaan saya mulai mengantuk dan memaksakan untuk tidur. Saya memaksakan diri untuk memejamkan mata karena bagaimanapun juga fisik ini harus istirahat karena besoknya ada Outbond yang butuh fisik yang fit.

Besoknya, saya menyadari bahwa kondisi tenda akhwat masih lebih baik dari kondisi ikhwan yang tidur di ruangan tanpa dinding. Brrr.. pasti dingin banget kali ya. Alhamdulillah kondisi kita masih lebih baik. [hikmah #3, untuk mensyukuri sesuatu terkadang kita butuh untuk ‘melihat ke bawah’ dan ‘membuka mata’ lebih lebar]

tempat tidur ikhwan, ga ada dindingnya, brrrrrrr...

Hari 2 (16 Oktober 2011)
*to be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar